Perlindungan Imam & Marbot

oleh : Ketua DKM Masjid Al-Wustho.

DKM Al-Wustho bekerjasama dengan MUI memberikan jaminan sosial berupa BPJS Ketenagakerjaan kepada Imam Rawatib dan Marbot di Masjid Al-Wustho, terhitung Sabtu 23/8/2025. Personil yang telah terdaftar dan mendapatkan kartu BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari 2 Imam Rawatib dan 2 Marbot. Sisanya, satu orang sedang dalam proses verifikasi data. Adapun jaminan sosial yang didapatkan terdiri dari : (1) Jaminan Hari Tua, (2) Jaminan Keselamatan Kerja, dan (3) Jaminan Kematian.

Pemberian jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan kepada para Imam Rawatib dan Marbot di Masjid Al-Wustho  sebagai bentuk ikhtiar jika terjadi sesuatu selama mereka mengelola masjid. Ini merupakan apresiasi karena mereka adalah ujung tombak takmir masjid. Tujuannya, memberikan perlindungan sosial sejak dini bilamana terjadi hal yang tidak diinginkan.

Dasar pemberian jaminan ini adalah firman Allah SWT dalam surah Al-Hasyr ayat 18 :

يآأَيها الَّذِين آمنوا اتقُوا اللّه ولْتنظُر نفْس ماقَدمت لِغد،ٍ واتقُوا اللّه، إِنَّ اللّه خبِير بِماتعملُونَ

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. al-Hasyr [59]: 18)

dan hadis Nabi SAW :

من نفَّسَ عن مسلمٍ كُربةً مِن كُربِ الدُّنيا نفَّسَ اللَّهُ عنهُ كربةً مِن كُرَبِ يومِ القيامةِ ، ومن يسَّرَ على مُعسرٍ في الدُّنيا يسَّرَ اللَّهُ عليهِ في الدُّنيا والآخرةِ ، ومن سَترَ على مُسلمٍ في الدُّنيا سترَ اللَّهُ علَيهِ في الدُّنيا والآخرةِ ، واللَّهُ في عونِ العَبدِ ، ما كانَ العَبدُ في عونِ أخيهِ (رواه الترمذي).

“Siapa yang meringankan seorang muslim dari kesulitan dunia, Allah akan meringankannya dari kesulitan di Hari Kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan di dunia, Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim di dunia, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah beserta hamba-Nya selama hamba itu bersama saudaranya. (H.R. Imam Tirmidzi)

serta salah satu kaidah Ushul Fikih :

الضرر يزال

“segala macam bahaya wajib dihilangkan”