SEJARAH
ASAL MULA
Berawal pada 28 Juli 1960, seorang perempuan bernama Eyang Hj. Halimah, mewakafkan sebidang tanah untuk dijadikan langgar (mushola). Tanah yang diwakafkan itu tepat berada di samping rumahnya, di Desa Kuta Kulon (sekarang Warudoyong), Kota Praja Sukabumi. Oleh penduduk, langgar itu disebut “Langgar Tengah” karena memang posisinya tepat berada ditengah kampung, dan diapit oleh dua masjid yang sudah berdiri sebelumnya yaitu Masjid Kidul (Al-Falah) dan Masjid Kaler (Al-Ihsan). Bangunan langgar itu sangat sederhana dan didepannya terdapat kolam tempat berwudhu, lazimnya masjid-masjid zaman dahulu. Sesepuh “Langgar Tengah” pertama adalah H. Juhrodi.
PARA PENDIRI & PERINTIS
Pada tahun 1975, Mualim Kosim bin Mualim Arsyad menggantikan H. Juhrodi menjadi sesepuh “Langgar Tengah”. Dua tahun kemudian, ditahun 1977, Mualim Kosim berinisiatif mendirikan shalat Jumat di “Langgar Tengah”, dan akhirnya Langgar Tengah diganti namanya menjadi “Masjid Al-Wustho” yang artinya “Masjid Tengah”. Kata Al-Wustho diambil dari ayat Al-Quran, yaitu:
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
“Peliharalah semua salat (fardhu) dan shalat Wusṭho. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk” (Q.S. Al-Baqarah ayat 238).
Sejak itu, Masjid Al-Wustho dijadikan tempat shalat Jumat, selain di Masjid Kidul (Al-Falah) dan Masjid Kaler (Al-Ihsan). Mualim Kosim bersama istrinya yaitu Ibu Siti Atikah binti Mualim Asy’ari menjadi sesepuh masjid. Dahulu, ada hal unik di Masjid Al-Wustho yaitu adanya pelaksanaan Shalat Idul Fitri & Idul Adha khusus jamaah perempuan. Imam dan taushiyahnya oleh Ibu Siti Atikah Kosim. Namun sekarang, pelaksanaan shalat Idul Fitri & Idul Adha di Masjid Al-Wustho terdiri dari jamaah laki-laki dan perempuan.
MASJID WAKAF & PARA KETUA DKM
Masjid Al-Wustho didirikan di atas tanah wakaf seluas 168 M2. Mualim M. Kosim menjadi sesepuh sejak Masjid Al-Wustho didirikan sampai beliau wafat pada tahun 1992. Kemudian, kepemimpinan Al-Wustho diteruskan oleh KH. Drs. Shalahudin Karim (Pak Soleh) yang saat itu bekerja di Departemen Agama. Ketika Pak Soleh dipindahtugaskan ke Cirebon, kepemimpinan Masjid Al-Wustho dipegang oleh Bapak Upam Sofian s/d 2005. Setelah itu berturut-turut Al-Wustho dipimpin oleh (alm) Ustadz Saepul Alam, Ustadz Taufik Rahman dan Bapak Didin Jaenudin hingga akhir 2022. Di awal tahun 2023, kepemimpinan Al-Wustho memasuki era baru dengan diadakannya pemilihan langsung Ketua DKM Al-Wustho oleh warga RW 02, yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
NADZIR WAKAF
Pada masa kepemimpinan (alm.) KH. Drs. Shalahudin Karim, M.Si., dilakukan ikrar wakaf tanah Masjid Al-Wustho seluas 168 M2. Adapun yang menjadi Ketua Nadzir adalah KH. Drs. Shalahudin Karim (DKM) didampingi dua orang saksi yaitu H. Muhammad Ilyas (Sesepuh), dan A. Salim (Departemen Agama). Ikrar wakaf tersebut terjadi pada hari Selasa, 12 Dzulhijah 1408 bertepatan dengan 26 Juli 1988. Adapun para Nadzir Wakaf Masjid Al-Wustho yaitu:
- Drs. Shalahuddin Karim, M.Si. (alm), sebagai Ketua Nadzir. Wafat di Bandung 27 Oktober 2013.
- Upam Sofian, sebagai Sekretaris Nadzir,
- Ahmad Riva’i bin Dedi (alm), sebagai Bendahara Nadzir, Wafat di Sukabumi 9 September 1993.
- Sar’i Riva’i bin H. Sulaiman Sabana (alm), sebagai Anggota Nadzir. Wafat di Sukabumi 16 Mei 2009.
ALAMAT
Masjid Jami Al-Wustho : Jl. Pelabuhan II Gang Warudoyong RT 005 RW 002 Kelurahan Warudoyong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi Jawa Barat 43133 (Google Map)
kembali ke BERANDA
link terkait : KEPENGURUSAN | FAKTA & DATA | RENCANA KERJA | LINIMASA